Kamis, 18 Oktober 2012

Sehari menikmati keindahan Bromo


Kali ini saya akan membagi sedikit cerita perjalanan saya melihat kecantikan gunung Bromo yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Dari jakarta menuju Bromo bisa melalui Surabaya kemudian melewati Probolinggo atau dari Malang melewati Tumpang kemudian Desa Ngadas dan saya memutuskan untuk melalui jalur Malang-Tumpang-Ngadas. Sebenarnya ini perjalanan sudah berbulan-bulan yang lalu, tetapi baru sekarang semangat buat menuangkannya dalam sebuah tulisan, hehe.

Senin, 14 Mei 2012 kebetulan sedang libur sehabis UAS, nah daripada hanya diam dirumah ya seperti biasa, sudah menjadi kebiasaan jika waktu libur tiba, kaki rasa-rasanya gatal kalau hanya berdiam diri dirumah. Mulailah saya mengajak sana-sini, dadakan memang merencanakan ke Bromo kali ini, akibatnya ya tidak ada seorangpun yang bisa menyempatkan diri untuk ikutan, malah merencanakan berangkatnya untuk jauh-jauh hari kedepan, waduh. Akhirnya terpaksa jalan sendiri juga, ini pertama kalinya saya mengunjungi suatu tempat seorang diri, ya nekat aja, sekali-sekali tak apalah cobain jadi solo traveler, daripada gak jalan, pikir saya. Langsung saya mencari segala informasi menyangkut rute, penginapan, dan berbagai tempat menarik yang harus dikunjungi disana tentunya.

Atas rekomendasi seorang teman, saya mendapatkan nomor telfon Pak Mulyadi, beliau menyediakan penginapan dan jasa penyewaan jeep untuk berkeliling kawasan Bromo dan memang untuk mengeksplor kawasan Bromo pengunjung (biasanya) wajib menyewa jeep yang banyak disewakan oleh penduduk lokal, harganya bervariasi antara 300-700 ribu tergantung berapa tempat yang akan dikunjungi dan tergantung nego tentunya. Awalnya saat saya hubungi Bu Mul yang mengangkat telfon, istri Pak Mulyadi, orangnya ramah, bahkan sebelum bertemu pun, dari suara telfon saja saya sudah dapat meramalkan bahwa ibu-ibu yang sedang berbicara dengan saya melalui telfon ini memang benar-benar ramah aslinya. Setelah bertanya-tanya bagaimana cara untuk sampai di Ngadas, desa tempat dimana rumah Pak Mulyadi berada, juga desa terakhir yang dilewati jika pengunjung melewati jalur Malang, lumayan jauh juga ternyata, dari Stasiun Malang naik angkot ke Terminal Arjosari, lalu dari Terminal Arjosari nyambung naik angkot lagi menuju Tumpang, kemudian dari Tumpang ke Ngadas bisa dengan menumpang truk sayuran atau naik ojek yang biasanya seharga 50 ribu, bilang saja ke rumah Pak Mulyadi, rata-rata ojek di Tumpang tau dimana rumah Pak Mul karena beliau sendiri adalah mantan Kepala Desa di Ngadas.

Begitu hari H saya berangkat menggunakan kereta api dari Stasiun Gambir, Bu Mul menelfon, kabar baik datang, saya tidak perlu repot mencari angkutan umum setiba di Stasiun Malang, Pak Mulyadi sendiri yang akan menjemput karena sekalian akan mencari onderdil jeep yang harus dibeli di Kota Malang. Wah kebetulan sekali, daripada menolak rezeki yasudah saya mengiyakan apa yang dikatakan Bu Mul. Singkat cerita saya pun berangkat dengan Kereta Api Gajayana menuju Malang, sesampai di Malang dijemput oleh Pak Mulyadi menggunakan motor dan langsung menuju Ngadas. Perjalanan dari Malang sendiri menuju Desa Ngadas memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan jika menggunakan motor.

Awal perjalanan dari Kota Malang sampai ke Tumpang jalanan masih biasa dan sedikit berkelok-kelok dan naik-turun. Begitu tiba di Tumpang menuju Ngadas jalanan mulai menanjak terjal, lama-kelamaan semakin keatas semakin sejuk, hamparan hijau pegunungan menghibur pandangan mata, semakin dekat dengan desa Ngadas dikiri-kanan semakin banyak terlihat kebun-kebun dengan kontur permukaan berbukit-bukit milik masyarakat sekitar.
Pemandangan begitu tiba di Desa Ngadas