Rabu, 04 September 2013

Dari Ijen Kami Menyambut Pagi

Setelah dari Taman Nasional Baluran, saya dan Adun, seorang teman dari Surabaya dengan berboncengan sepeda motor sepakat untuk melanjutkan perjalanan menuju Kawah Ijen. Hari sudah menjelang siang, selesai berberes kami segera berpamitan pada petugas Taman Nasional Baluran. Ditengah perjalanan, hujan turun dengan derasnya, karena tidak membawa jas hujan kami terpaksa harus mencari tempat berteduh. Kebetulan ada sebuah bengkel, sekalian saja mengecek kondisi motor, yang saat dari Surabaya pun sebenarnya sudah bermasalah pada gear bagian belakang. Hujan reda, kondisi motor sekiranya sudah prima untuk melanjutkan perjalanan, kami segera menancap gas agar tak terlalu sore tiba di Ijen. Kondisi motor sudah beres, tapi rasanya ada yang kurang beres dengan kondisi perut. Tepat ditengah Kota Banyuwangi kami memutuskan makan siang (yang juga makan pagi) terlebih dahulu di salah satu Rumah Makan Padang, agar kondisi perut pun selamat terisi sampai tujuan nanti.

Perjalanan dari Banyuwangi menuju Ijen cukup mengasyikan, beberapa kali melewati jalan perkampungan disambut dengan senyum ramah para warga, belum lagi pemandangan yang menyejukkan di kanan kiri jalan. Semakin lama jalan aspal semakin sempit, semakin menanjak, sesekali motor maraung dengan keras akibat tanjakan yang lumayan terjal, tak jarang salah satu dari kami, saya atau Adun, harus turun terlebih dahulu agar motor lebih mudah menjangkau puncak tanjakan jalanan. Jalanan licin sehabis hujan, sudah tentu harus lebih berhati-hati, ditambah lagi harus menghindari beberapa bagian jalan yang berlubang.

Sore-sore sekali kami tiba di Pos Paltuding, pintu masuk untuk menuju kawah Ijen, dari sini pengunjung harus berjalan kaki lagi sejauh 3 kilometer. Setelah mendirikan tenda, kami melepas lelah dengan bersantai di salah satu warung, saling sapa dengan pengunjung lain sambil menunggu datangnya malam, pisang goreng dan kopi panas menjadi teman obrolan ditengah udara yang semakin dingin berselimut kabut. Rupanya semakin malam semakin banyak pengunjung yang datang, Paltuding yang sore tadi sepi mendadak ramai seperti pasar malam, hampir dapat dipastikan semua yang datang dengan tujuan yang sama, menikmati indahnya pagi dari Kawasan Ijen.

Siluet para penanti pagi dari puncak Kawah Ijen
Potret penambang belerang, beban berkilo-kilo ini yang menjadi tumpuan hidup sehari-hari
Pagi yang cerah berselimut kabut tipis, selamat pagi dari Kawasan Ijen
Oleh-oleh ukiran karya penambang

Minggu, 28 April 2013

Selintas Taman Nasional Baluran

Sekitar akhir bulan Maret yang lalu saya berkesempatan melangkahkan kaki untuk mengunjungi sebuah Taman Nasional yang terletak di Jawa Timur yaitu Taman Nasional Baluran. Taman Nasional Baluran merupakan kawasan konservasi yang terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur. Kawasan ini memiliki keindahan dan keeksotisan panorama alam yang unik, dimana dari total luas sekitar 25.000 Ha, 40% dari total luasannya atau sekitar 10.000 Ha merupakan ekosistem savana yang alami dan terluas di Pulau Jawa.
Tak berapa jauh dari pintu gerbang masuk sudah disambut oleh tuan kalajengking ini
Selain itu banyak pula yang menyebut Baluran sebagai miniatur hutan Indonesia, sebutan ini tidak mengherankan mengingat hampir semua tipe hutan terdapat di Taman Nasional Baluran. Tipe hutan yang ada meliputi Hutan Pantai, Hutan Mangrove dan Rawa Asin, Hutan Payau, Padang Rumput Savana, Hutan Hujan Pegunungan, Hutan Musim, Padang Lamun dan Gugusan Terumbu Karang. (Sumber : Balai TN. Baluran)

Jumat, 18 Januari 2013

Pulau Nasi, Menanti Untuk Dikunjungi

Bangun pagi kemudian langsung mengemaskan pakaian kedalam ransel, lagi-lagi perjalanan dadakan, sebenarnya tidak begitu mendadak, karena sudah jauh-jauh hari merencanakan perjalanan ini, namun karena belum begitu berjodoh soal waktu dengan teman-teman lain, jadilah perjalanan solo (lagi) hehe. Kebetulan juga sedang pulang kampung ke Aceh dan tujuannya tidak begitu jauh dari Banda Aceh, yaitu Pulau Nasi. Mendengar nama Pulau Nasi terasa agak asing ditelinga beberapa orang termasuk orang Aceh sendiri, tidak jarang pula yang bertanya dimanakah letak Pulau Nasi, sama hal nya seperti saya yang awalnya mengira Pulau Nasi ini sama dengan Pulau Breuh, namun ternyata berbeda.
Map hasil pencarian di Google ini yang menjadi panduan saya ke beberapa tempat di Pulau Nasi
Pulau Nasi adalah sebuah Pulau yang secara administratif masuk dalam Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar beserta dengan Pulau Breuh dan beberapa Pulau kecil lainnya. Pulau Breuh dan Pulau Nasi adalah 2 Pulau yang terbesar diantara pulau-pulau lainnya yang terletak dalam kawasan ini.